China kemungkinan meningkatkan pembelian minyak mentah dari Rusia, bersama dengan negara itu menjual minyak dengan harga murah setelah Barat memutuskan untuk menghentikan pembeliannya. Ini mengacu pada sanksi yang dikenakan pada Rusia setelah operasi militernya di Ukraina.
Keputusan China untuk meningkatkan volume pembelian minyak datang setelah sebelumnya mengurangi pasokan ekspor karena tekanan politik dari Barat.
Votexa Analytixs memperkirakan bahwa aktivitas minyak berbasis laut China melonjak ke rekor 1,1 juta barel per hari (bph) pada Mei.
Sementara itu, Unipec, unit perdagangan penyulingan terkemuka Sinopec Corp, memiliki hubungan dengan Zhnehua Oil, yang memimpin operasi pembelian, menurut laporan Reuters.
Laporan dari CNBC International, Sinopec, Zhnehua dan Livna melihat laporan tentang peluang di tengah penurunan harga Rusia setelah sejumlah negara memberlakukan sanksi.
Baca Juga : nonton film sub indo disini.
Dua raksasa Eropa, Vitol dan Trafigura, dilaporkan telah menghentikan pembelian mereka dari produsen Rusia Rosneft di tengah kekhawatiran tentang keputusan Uni Eropa awal bulan ini.
Situasi mulai berubah secara dramatis setelah keluarnya Vitol dan Trafigura, menciptakan celah di mana hanya perusahaan yang menawarkan nilai dan kepercayaan yang dapat diisi oleh rekan-rekan Rusia mereka,” kata sindagler lderwer kepada Reuters, Jumat (20/5/2022).
China cukup untung karena Rusia hanya menjual minyak pada harga $29 per barel, sangat jauh dari harga pasar saat ini, minyak Brent ditutup pada $112,55 per barel pada Jumat (20/5/2022).
Selain itu, China menerima sekitar 800.000 barel minyak mentah per hari melalui pipa yang disepakati kedua negara.
Jumlah pembelian China diperkirakan mencapai 2 juta barel per hari, yang tentunya menjadi kabar baik bagi Rusia yang sedang menghadapi sanksi dari banyak negara.